Demam Tanaman

Sejak pertama blog ini launching, rasanya saya belum sempat bahas tentang tanaman ya? Padahal nama blog ini terinspirasi dari tanaman yang membuat saya jadi nguprek-nguprek tanaman di rumah. Pada kenyataannya sekarang koleksi saya tidak terbatas pada Alocasia saja, soalnya sekarang Alocasia jadi mahal-mahal dan memang yang belum punya tinggal yang sultan-sultannya, jadi melipir dulu beli yang lain hehe.

Jadi kenapa sih kok bisa jadi ikut-ikutan demam tanaman? Saya akui bahwa kondisi pandemi inilah yang menjadi trigger kenapa saya bisa ikut-ikutan senang memelihara tanaman. Padahal rumah saya penuh tanaman sejak saya kecil, karena ibu saya pencinta tanaman. Tapi saya baru paham mengapa memelihara tanaman itu menyenangkan, yaa baru sekarang ini. Banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak memperhatikan sekeliling rumah, termasuk tanaman. Terkadang ketika bosan tapi hanya bisa di rumah saja, terpaksa mencari hiburan yang ada di rumah. Untuk saya, memelihara tanaman bisa jadi salah satu hiburan tersebut.

Kenapa kok jadi suka pelihara tanaman?

jadi pertama kali saya iseng, mencoba untuk mencacah tanaman-tanaman yang ada di taman ibu saya. Tanaman pertama yang saya coba cacah itu adalah peperomia, waktu itu belum tau namanya, sampai akhirnya ikutan masuk ke grup ITBMH PlantLover. Akhirnya saya tau bahwa namanya adalah Peperomia Puteolata dan Peperomia Angulata. Nah, mulai tau tuh rasanya, ternyata memperhatikan tanaman day by day itu menyenangkan sekali.

Peperomia hasil cacahan perdana

Setelah cacah-mencacah yang ada di rumah, kemudian mulai tertantang untuk membeli tanaman baru, yang murah dulu saja. Saya mencoba membeli alocasia, colocasia dan caladium yang berharga murah dari market place, saya ingat, waktu itu beli sente hitam (alocasia plumbea), keladi tinta (colocasia ilustris), dan keladi liliput (caladium humboldtii), dan yang datang ternyata layu layu, tapi tetap saya tanam siapatau tetap bisa tumbuh. Nah, disinilah titik penting kenapa saya jadi senang melihara tanaman. Menunggu bonggol tumbuh menjadi tunas dan kemudian unfurling mengeluarkan daun baru ternyata therapeutic banget. Rasanya seperti melihat harapan, kemudian kalau berhasil survive menjadi daun baru, ada kepuasan didalamnya. Dan inilah yang membuat saya menambah koleksi tanaman saya biar tiap hari bisa melihat tumbuhnya daun baru atau tunas baru.

Ada apa dengan Alocasia?

Sebagian Alocasia koleksi saya

Saya suka sekali dengan alocasia, sebelum beli-beli memang sudah ada beberapa alocasia milik ibu saya, cuprea, frydek, dan amazonica. Menurut saya mereka cantik-cantik sekali, membuat saya mencari tau lebih lanjut tentang bentuk-bentuk alocasia lainnya. ternyata banyak sekali dan keren-keren daunnya memiliki tekstur khusus, warna dan bentuknya pun bermacam-macam. Dari situ lalu saya bertekad untuk mengumpulkan alocasia, alocasia saya setelah sente hitam (alocasia plumbea) adalah alocasia black velvet, cantik sekali!

Selain beli yang tinggal pajang, saya lebih sering beli ukuran bayi, bonggol atau cabutan. Selain lebih ekonomis juga memenuhi hasrat untuk merawat lebih baik karna mereka lebih rentan, dan kalau berhasil rasanya lebih puas. Tidak semua mulus sih, misalnya saja bonggolan, beberapa kali gagal sampai akhirnya menemukan cara untuk membuat bonggol-bonggol itu tumbuh (mungkin akan saya share lain kali). Beli alocasia cabutan dari hutan juga bukannya selalu berhasil, terkadang butuh kesabaran. Tapi memang melihat tanaman tanaman itu bisa unfurling daun baru, rasanya bahagia sekali.

Cobain deh!

Untuk yang belum paham tentang perasaan-perasaan yang ceritakan diatas, cobain deh? Siapa tau cocok!

Sebagian koleksi lainnya, ada monstera juga dan tentunya beli dari bayi heheh

12 thoughts on “Demam Tanaman

  1. Ehehehe Mba Diniiii, sudah kuduga Teteh adalah penggemar tanaman, dari nama blognya saja sudah sangat obvious ya ehehe. Pun dari IG story-nya juga ehehehe. 🙂
    Keren Teh Dini, saya membacanya ikutan merasa intoxicated. Timbul rasa menyenangkan, bahagia, dan memiliki efek therapeutic. Ijo-ijo di sekeliling rumah pastilah adem, secara visual maupun dalam rangka menghirup oksigen yang optimal.
    Berapa menit (atau jam) dalam sehari untuk meluangkan waktu merawat mereka, Mba Dini?

    Like

    1. Hehehe, padahal baru baru aja punya hobi ginian.

      Ga banyak ko mbak uril, untuk penyiraman 2-3 hari sekali, pake selang nyiramnya paling ga nyampe 30 menit.

      Yg hampir tiap hari, menyapa para tanaman dan kalau ada daun kuning/rusak skalian di gunting sambil jalan 😁

      Like

  2. Kalau pelihara tanaman gini haru disiram satu-dua kali setiap hari kah, teh? … ini yang bikin aku malas bertanam 🤣
    Tapi hobi ini setidaknya memang jauuuuh lebih baik, sehat, dan bermanfaat dibandingkan hobi main gadget, yaa
    Teh Dini hebat 👏🏻👏🏻

    Like

    1. Hihi
      Ga tiap hari teh nyiramnya, sekali dalan 2-3 hari aja, kebetulan pelihara tanamannya yg ga terlalu suka basah, klo keseringan malah takut busuk 😁

      Like

  3. Aku termasuk yang belum pernah berhasil tanam menanam. Bukannya ga hepi melihat kalau tanaman bertumbuh, tapi berkali-kali dicoba selalu hasilnya nggak bagus. Belum lagi mengenali nama-nama tanaman yang ada. Urusan siram menyiram juga nggak telaten sih.

    Akhirnya aku memutuskan jadi penikmat saja. Kebetulan di komplek rumah, banyak yang hobi tanam berbagai jenis tanaman, aku tinggal melihat hasil mereka aja tanpa mencari tahu nama dari setiap tanaman yang ada. Baru tau juga ada begitu banyak jenis alocasia dari tulisan ini hehehe…

    Like

  4. Teh Dini, aku termasuk yang juga ikutan hobby tanaman di saat pandemic. Bulan pertama semangat kesananya males haha. Ga rajin banget, ini percobaan ke sekian kalinya yang berurusan dengan tanaman ternyata memang ga telaten. Oh ada hal lain sih, gara-gara ada sempat ular mampir ke halaman belakang, akhirnya jadi takut dan malas :D.
    Alocasia itu dulu kenal sebagai kuping gajah kan ya Teh, cantik-cantik punya Teh Dini, memang dirawat dengan cinta ini sih.

    Like

    1. sebenarnya yang suka tanaman sejak lama itu ibu saya, dan beberapa kali memang pernah ada ular, tp ga kapok. Kalau saya sendiri pemain baru, jangan sampai deh nemu uler di rumah huhuhu…

      Alocasia itu apa ya, saya juga baru tau ada Alocasia baru2 aja teh mungkin pertengahan antara kuping gajah dengan keladi2an ya wkwkw,

      Alocasia itu aroid juga, tapi beda jenis sama kuping gajah, kuping gajah itu anthurium

      Like

  5. aku kok tiap kali beli tanaman endingnya sedih melulu ya hihihi. Tapi pernah summer kemarin coba tanam buncis, tomat dan bunga matahari dari biji-nya. Waah sampai ada panennya, meskipun nggak banyak tapi emang ada kebahagiaan juga ya…

    semangat teh untuk bertanam-tanamannya. Oh iya ini dijadikan setoran tantangan MGN bertema hobby aja nih!

    Like

    1. iya teh, inget postingan ini karna lagi bikin draft tantangan April, mudah-mudahan kelar yg april, tinggal 2 hari lagi tapi blom sempet nerusin.

      Kalau di negara 4 musim sepertinya bertanam itu tantangannya lebih besar ya, kalau liat yang hobi tanaman di negara 4 musim, pada punya green house mini

      Like

Leave a reply to Irene Cynthia Cancel reply