Hai semua!
Saya kembali, setelah bulan lalu tidak setoran karna kena covid 😅. Kapan-kapan saya bakal cerita deh. Hari ini, hari terakhir untuk submit Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog. Pokoknya tulis dulu saja ya, namanya juga usaha.
Sebenarnya sejak awal tau akan ada tema ini di MGN, banyak hal yang ingin saya tulis, mulai munculnya kesadaran saya untuk memakai software legal, mendapatkan buku legal (baik itu hardcopy maupun softcopy), menonton film legal, dan lain sebagainya. Tapi karena tadi abis koreksi tugas mahasiswa, jadi saya memutuskan membahas tentang plagiarisme dalam menulis naskah akademik. Bukannya sok-sokan lurus, tapi ini pengalaman saya diberi masukan oleh seorang Prof, tentang plagiarisme yang hampir tidak saya sadari.
Naskah Disertasi
Jadi semua ini berawal dari naskah disertasi yang saya ajukan sebagai syarat lulus dari sekolah saya yang sudah bertahun tahun itu (indah dikenang tapi tidak untuk diulang). Saya tidak merasa melakukan plagiarisme karena toh saya menulis semuanya sendiri dengan kalimat-kalimat saya dan tidak copy paste. Data-data atau penelitian-penelitian yang saya sadur, saya tambahkan sitasi sesuai aturan dan menuliskannya dalam daftar pustaka. Saya menggunakan software legal dalam melakukan penelitian dan penulisan, mulai dari Microsoft Office, SPSS, sampai EndNote, semua saya dapat dari lisensi kampus, sewa atau beli di website legalnya.
Kalau dapat komentar untuk konten, saya pasrah saja karna menjunjung tinggi prinsip tidak ada manusia yang sempurna apalagi mahasiswa 😌. Semua review panjang tentang konten saya terima dengan lapang dada, walaupun bacanya dengan kepala seperti terhimpit batu besar wkwkw. Tapi yang benar-benar menjadi pelajaran untuk saya adalah salah satu komentar dari seorang Prof yang menasihati saya tentang kemungkinan plagiarisme yang saya lakukan. Waw sungguh saya tidak menyangka dan saya memang tidak merasa itu salah.
Tipiissss…
Jadi apa salahnya?
Ternyata terletak pada gambar dan bagan-bagan yang saya gunakan dalam disertasi. Saya menggunakan gambar dari beberapa karya ilmiah orang lain dan menuliskan sumber gambar tersebut. Saya merasa aman karena banyak orang yang melakukan hal tersebut dan nampaknya tidak ada masalah sama sekali.
Ternyata tidak semudah itu untuk menggunakan gambar-gambar orang lain dalam karya kita. Mencantumkan sumber gambar tidak serta merta membuat kita terbebas dari plagiarisme. Gambar-gambar tersebut adalah hasil pemikiran orang lain, sebagian dilindungi oleh copyright, sehingga untuk mencantumkan gambar tersebut diperlukan ijin dari penulis / editor / penerbit. Inget ga, Copy paste satu kalimat lengkap juga dianggap plagiat walau ada sitasi, apalagi copy paste gambar kan? Atau kalau beli buku suka ada tulisan : “HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. DILARANG MENGUTIP ATAU MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI BUKU INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENERBIT“. Nah! itu artinya harus ijin dulu secara tertulis.
Waktu itu saya tidak sempat lagi mengajukan ijin tertulis, padahal gambar tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung tulisan yang saya buat. Lantas bagaimana? Yaaa jadinya harus bekerja lebih giat bagai kuda di sisa waktu yang ada. Saya melakukan beberapa hal berikut:
- Membuat bagan secara manual dan memodifikasinya sesuai dengan tulisan saya, tentu diberi keterangan modifikasi dari siapa
- Mendeskripsikan secara tertulis gambar-gambar yang memang diperlukan apa adanya seperti pada karya aslinya dan tentunya dengan menambahkan sitasi yang sesuai. Lumayan memakan waktu dan mengasah keterampilan berkata-kata, yang tadinya gambar 1/4 halaman bisa menjadi tulisan 1 paragraf sampai 1 halaman. Langkah ini bisa menambah ketebalan disertasi saya wkwkwkwk.
- Mengganti peta yang semua berasal dari buku / jurnal/ google map atau sumber ber-copyright lainnya dengan peta yang berasal dari sumber open source. Biasanya saya ambil peta dari openstreetmap.org (OSM) dan jangan lupa menambahkan atribusi sesuai permintaan OSM.
- Mencari gambar-gambar yang copyright free, misalnya di creative common atau freepik tapi tetap dengan mancantumkan atribusi, misalnya seperti gambar pada halaman blog ini.
Demikianlah cara-cara saya mengatasi plagiarisme yang awalnya tidak saya sadari tersebut. Ini jadi hal yang sangat saya ingat, karena memang seberkesan itu untuk saya yang mulai belajar untuk menghargai karya orang lain, karena sudah merasakan kalau membuat karya ilmiah itu susahnya minta ampun hahahah.
Saya tidak bilang bahwa saya bersih dari bajakan ya, tapi setidaknya mencoba sedikit demi sedikit untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Sejak saat itu saya selalu berusaha menyelipkan pembiasaan penggunaan materi-materi legal untuk makalah ilmiah setiap saya mengoreksi makalah, tugas akhir atau tesis mahasiswa saya. Ya kecil-kecilan lah ya.
Penutup
Jadi begitulah pengalaman saya terkait Budaya Hidup Tanpa Bajakan, tema MGN bulan ini. Tujuan awalnya memang untuk memenuhi tantangan MGN, tapi semoga tulisan yang ditulis di penghujung waktu deadline ini setidaknya ada gunanya, terutama untuk yang masih kuliah atau berkutat dalam membuat karya-karya ilmiah. Semangat ya semuanya, semoga kalau kita menghargai jerih payah orang lain, orang lain pun akan menghargai karya kita.

teh dini artikelnya bermanfaat …
duuhhh … jadi harus baca-baca kembali artikel di blogku, adakah yang pakai gambar milik oranglain dan belum dicantumkan sumbernya?
hatur nuhun
dan salam semangat
LikeLike
hihi, kadang klo saya, yg sudah lalu biarlah berlalu wkwkwk,,,
mudah2an ga banyak yg perlu diganti ya teh, tinggal nambah atribusi aja mungkin
LikeLike
waah teh, bahkan ngambil dari google maps pun ada copyright-nya juga ya, baru tau. nuhun tulisannya teh!
LikeLike
dulu saya kenanya pas paper di review, mereka minta ganti map nya pake yg lain. tp barusan liat web gmap sepertinya sudah bisa asalkan ada atribusinya.
LikeLike
Wah aku juga jadi banyak tau. Memang sih kalau banyak baca artikel luar semua kalimat apalagi di pendahuluan isinya citation. Jadi kadang pusing haha. Tapi gimana ya namanya juga jujur 😁
LikeLike
Waduh thanks teh, ternyata tetap ya harus ada ijin tertulis untuk makalah
LikeLike