A Day In My Life

Hai guys, hari ini spesial banget!
Akhirnya bisa merasakan kuliah langsung di kampus setelah sekian lama. Sebagai angkatan 2020, sejak awal masa perkuliahan aku ga pernah menginjakkan kaki di kampus, makanya hari ini seneng banget bisa merasakan jadi anak kuliahan beneran. Makanya hari ini semangat banget bikin konten “a Day in My Life – Icha masuk kampus Gajah”

Semaleman jadi susah tidur sangking excitednya mau masuk kampus gajah, dan akhirnya tertidur sekitar jam 2 dinihari, dan barusan bangun pas adzan subuh, hehe, abis sholat subuh langsung siap-siap, pakai outfit kece, siapatau ada yang nyantol huihihi. Abis itu sarapan dan tidak lupa mengisi Isian Amari (Aplikasi Mawas Diri) ITB. Aplikasi khusus untuk masuk ITB, sebelumnya tentu aku sudah didaftarkan oleh prodi karena memang ada jadwal masuk kampus hari ini, kemudian nanti setelah mengisi amari apabila kondisi kesehatan kita baik dan diijinkan untuk masuk kampus maka akan keluar barcode yang nantinya harus di scan di gerbang masuk. Dan, senangnya, barcodeku sudah keluar! Horee

Hari ini kebetulan ada 2 kuliah luring, jam 9 dan jam 10, masing-masing hanya satu jam karena hanya tutorial dan persiapan praktikum saja. Mekflu dan Mikling! Karena ini adalah hari pertama, aku berencana untuk datang ke kampus lebih awal daripada jadwal, maklum sebelumnya belum pernah tau lokasi ruang kuliahnya, takut nyasar dan telat.

Karena kampusnya dekat dengan kosan, aku ke kampus berjalan kaki, kebetulan kalau pagi pagi begini, udaranya masih enak. Papa Mama sengaja cari kosan yang jaraknya walkable (dan kebetulan memang pemiliknya adalah teman kuliah mama dulu), jadi tidak perlu punya kendaraan sendiri, lagian kan emang aku ga bisa nyetir wkwkwk. Oh ya, aku sudah 10 hari terakhir ini di Bandung, karena memang ada syarat untuk mahasiswa domisili luar bandung yang akan ikut kuliah luring harus karantina sekurang-kurangnya 5 hari atau dapat menunjukkan test antigen negatif. Daripada idung dicolok, mending karantina deh akutu.

Akhirnya sampai di kampus, dan karena aku mahasiswa, cuma boleh masuk kampus via gerbang pejalan kaki, karena memang yang bisa masuk menggunakan mobil dan motor hanya dosen dan tendik. Barcode discan sekaligus cek suhu dan masker, dan akhirnya aku bisa masuk ke dalam kampus. Seneng banget! Bangga tau ga si? Apalagi jaman kaya gini tidak semua orang bisa masuk kampus ITB ini.

Kampus ini cantiiik banget ternyata, sama banget kaya yang ada di video klip Pak Dekan, awalnya kupikir itu banyak yang diedit. Kampus ini adem, banyak pohonnya, gedung-gedungnya unik, gedung-gedung lama yang konon adalah cagar budaya berkolaborasi dengan gedung-gedung baru yang unik dan modern.

Setelah berkeliling-keliling, dan tanya pak satpam, akhirnya ketemu deh ruang kuliah. Ruang kuliahnya unik banget, kebetulan gedung prodi saya adalah gedung cagar budaya, jadi masih dipertahankan bentuk aslinya. Karena kapasitas yang diperbolehkan hanya 50% kapasitas kelas, maka mahasiswa terbagi dua, ada yang luring sekaligus ada yang daring, atau biasanya disebut kuliah hybrid. Karena kuliahnya hybrid, maka ruangan dilengkapi dengan berbagai layar, monitor, sound system, dan komputer. Pengalaman yang unik nih, gedung dengan suasana jadul tapi penuh dengan teknologi jaman now. Keren kan guys? Nah kebetulan minggu ini aku kebagian kelas luring, biasanya selang seling seminggu luring seminggu daring.

Ruang Kuliah Hybrid

Menyenangkan sekali deh kuliah luring ini!
Beda rasanya dengan ketika kita kuliah daring dari rumah. Kadang kalau ada yang sulit, ditelan sendiri aja, diskusi dengan teman sangat terbatas. Kalau kuliah luring, walau berjarak dan bermasker, tapi tetap bisa tanya teman, dan bisa memperhatikan dosen dengan lebih seksama. Interaksi di dunia nyata itu tidak tergantikan pokoknya. Aku juga senang akhirnya bisa ketemu Anti di kampus, Anti teman sekelas sejak TPB, sering sekelompok, jadi lumayan sering interaksi. Kalau dibilang sahabat, ya ketemunya dunia maya saja jadi takut dikira ngaku-ngaku, tapi jelas lebih dekat dibanding teman seangkatan yang lain.

Dua kuliah sudah beres, waktunya pulang, karena akan ada kuliah daring sore nanti. Perut mulai keroncongan, tapi pandemi begini tidak banyak kantin buka di dalam kampus, yang aku lihat buka hanya Koperasi Pegawai ITB dekat gerbang ganesha. Ternyata disana ada yang jualan kopi, dan waw baristanya bersertifikat! Nobelius Coffee namanya, aku beli satu capucino, dan biskuit untuk ganjel perut. Duduk dulu sebentar mengumpulkan energi untuk jalan pulang ke kosan. Ngopi-ngopi cantik sebentar sambil menikmati suasana. Angin sepoi-sepoi bikin mata kriyep-kriyep juga lama -lama

Setelah meneguk setengah cup kopi, dan 2 keping biskuit, aku memutuskan untuk berjalan pulang. Lanjut lagi nanti di kosan. Sebelum pulang, mampir di Warung Pasta dulu, take away Beefy Rice untuk makan siang di kosan. Sampai kosan, aku mandi dan ganti baju, protokol rutin kalau abis pulang dari luar tempat tinggal, maklum takut ada virus yang ngikut hehe. Setelah sholat, makan siang, dan leha-leha sejenak, tibalah waktunya kuliah daring, Epidemiologi Lingkungan! seru, sampai tak terasa sudah dipenghujung waktu, tadi sempat bertanya juga apa maksudnya epidemi, pandemi, endemi, dijelaskan dengan baik oleh Bu Dosen, Dosennya cantik dan keliatan cerdas sekali, penjelasannya mudah dipahami. Mudah-mudahan suatu hari nanti aku bisa berada langsung dikelas yang diajar oleh Ibu Dosen tersebut.

Tak terasa, magrib datang, sebelum sholat, aku pesan makanan dari ojek online, jadi abis sholat tinggal nunggu bentar, lagi pengen Ngikan sambal matah. Nyam! Setelah makan dan sholat aku mengerjakan laporan praktikum, materinya lumayan banyak, laporannya pun pasti tebal, pasti begadang nih, maklum deadliner. Tapi harus tetap semangat!

Yak sampai sini dulu ya a day in my lifenya, mau bikin laporan dulu. Edisi kali ini spesial cap gajah! Semoga menghibur dan mengobati rasa penasaran akan kampus gajah jaman pandemi.

***

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog

11 thoughts on “A Day In My Life

  1. Serasa jadi maba lagi nih baca blog post ini. Feel-nya dapet. Tapi maba tuh… angkatan ponakan saya, angkatan corona. 😀

    Like

  2. Halo Icha, mahasiswa ITB generasi Corona, ehehehehe.
    Jadi bisa membayangkan gimana aktivitas anak kuliahan jaman now yang ambil jurusan TL ITB ehehehe.
    Btw, asik pisan ya Mba, sudah ada coffee shop di dalam kampus. Jadi ngopi itu bukan hanya untuk ibu-ibu arisan atau Mas-mas kantoran saja ya sekarang, mahasiswa/i juga ehehehe.
    *maklum dulu pas masih kuliah, belum berani ngopi, jadi asa kaget ngeliat ada coffee shop di dalam kampus, wkwkwk.

    Like

    1. sama Mba Uril, saya merasakan ada kopi ini juga pas udah mau beres disertasinya,
      Tapi dengan keberadaan cafe itu selain mahasiswa, dosennya pun senang, karena klo ada tamu ga usah jauh2 pesen minuman, cukup dari nobelius aja hahaha, bisa delivery pula

      Like

  3. Hi Icham eh Teh Dini, seru banget gaya nulisnya, aku jadi bayangin anak-anak youtuber hehe.

    Kasian juga ya ini mahasiswa2 corona, untung udah bisa ke kampus lagi, semoga lancar seterusnya

    Like

    1. bener teh, kalau anak magister malah kayanya ada yg kebagian ke kampusnya sebentar banget,trus ujug2 lulus aja gitu. sedih juga

      Like

  4. Wow, kuliah jaman now udah beda banget ya. Tapi kebayang ini tulisan ala anak kuliah angkatan 2020. Kebayang jadi mahasiswa tapi blom bisa ketemu teman-teman itu rasanya gimana. Tapi ini akhirnya bisa juga kuliah luring.

    Keren ceritanya teh, berasa jadi anak jaman now juga bacanya.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s