Acupuncture: Bikin Penasaran!

Saya pernah menulis status di IGS

‘ Saya pengen belajar akupuntur’

Lalu ada seorang teman yang membalas

‘ Anda Geek!’

wakakakka, ya memang!

Entah kenapa saya tuh suka kebawa fokusnya ke hal-hal aneh aneh. Salah satunya ya mengenai tetek bengek energy healing/energy medicine. Terlihat semacam pseudo science ya? tapi sepertinya sudah mulai banyak dibahas di jurnal-jurnal ilmiah dan rasanya energy healing/energy medicine ini sudah dipelajari ratusan bahkan ribuan tahun lalu.

Untuk keperluan pribadi, saya sudah belajar beberapa metoda seperti Tapas Acupressure Technique (TAT), Daily Energy Routine (DER), dan Magic Finger sebagai bagian dari Jin Shin Jyutsu. dan semuanya masih saya pakai ketika ada event-event tertentu dalam hidup saya, cukup bisa menjaga kewarasan dan kebugaran. Iya efektif buat saya.

Nah begitu pula akupuntur, dia juga termasuk kedalam energy healing/energy medicine. Akupuntur sangat membantu pada saat saya didera berbagai penyakit bergantian, yang sepertinya disebabkan oleh stress karena ngerjain disertasi hahaha. Psikosomatis! tapi justru dari akupuntur ini saya mengenal badan saya, keluhannya di kepala ternyata penyebabnya bukan disekitar kepala, keluhannya sakit leher dan telinga, ternyata tegang karena lambungnya ga sehat. awalnya aneh, pas dokternya (kebetulan praktisi yang saya datangi ini adalah seorang dokter) bilang, ini karena lambung jadi saya akan tusuk di sekitar jempol tangan. Saya pikir, kok aneh ya? yg sakit leher, asalnya dari lambung, yang ditusuk di tangan. Tapi terkadang memang ada hal hal yang menurut saya mejik banget, ada beberapa keluhan yang langsung hilang beberapa saat setelah jarum ditusuk. Ya ampuuunnn, bikin ketagihan! Orang-orang bilang saya masokis. Apa karena senang akupuntur? Wkwkwk, ga juga, tetap ada rasa waswas pas pertama mau ditusuk.

Akupuntur juga saya rasakan manfaatnya saat saya menjalani kehamilan saya yang kedua. Beberapa tahun sebelum hamil anak kedua, saya ga sengaja melihat videonya Mas Reza Gunawan tentang pregnancy acupuncture. Waktu itu dalam hati berkata ‘kalau nanti saya hamil, mau bela-belain nyari praktisi terdekat’. Karena tidak semua praktisi akupuntur paham tentang pregnancy acupuncture, katanya energi ibu hamil itu beda sama yang ga hamil. Dan ternyata pas hamil, pas dapet praktisi yang deket banget dari rumah. Alhamdulillah! 

Bedanya, saat hamil saya pindah praktisi, dan yang digunakan adalah japanese acupuncture. beneran beda sama akupuntur yang sebelumnya, lembut bangeet. Jarumnya tipiiis dan lebih kecil, dipakainya cuma sedikit. Tapi pengaruhnya besar sekali, badan jauh lebih nyaman, janin pun sejahtera. Pernah suatu hari saat jadwal akupuntur (saat hamil saya terapi 1 bulan sekali) saya merasakan hot flesh, panas banget rasanya badan ini, dokternya (iya dokter juga, tp beda sama dokter yang sebelumnya ya) udah tau, dan bilang akan pakai tambahan moxa di sekitar pergelangan kaki. Mejik pun terjadi lagi, begitu moxa nya dibakar, badan lgs dingiiin. Aneh ya? padahal terapinya pake bakar bakaran, tp badan jd dingin. 

Menurut buku akupuntur yang saya baca, tubuh manusia itu ada cetak birunya, bentuknya energi yang saling berhubungan satu sama lain, kalau tidak salah namanya Qi. Jadi sebenarnya semua organ di badan kita tu nyambung. Apabila ada yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka keseimbangan energi tersebut akan terganggu. Praktisi akupuntur bisa mendeteksi ketidakseimbangan energinya, kalau saya baca-baca di buku, cara deteksinya bisa macam-macam. Bisa dari nadi, dari warna muka, temperatur tubuh, dan lain-lain. Keren kan? BTW saya baru baca bukunya 1 biji, njlimet padahal judulnya ada 101 nya, tapi jadinya makin tertarik untuk belajar. Kalau bisa pilih, saya pengen banget belajar akupuntur aliran Jepang.

Kenapa sih aneh-aneh aja pengen belajar akupuntur? Ya karena saya sudah merasakan manfaatnya, praktisi akupuntur bisa mendeteksi akar permasalahan yang bikin badan saya error padahal symptomnya muncul di tempat lain. Dan waktu itu saya merasa sangat terbantu, setelah sebelumnya hanya berusaha mengobati di tempat symptomnya terjadi tapi ga beres-beres. 

Dengan mempelajari akupuntur saya ingin bisa mengenal tubuh saya lebih jauh lagi, selain itu siapa tau bisa membantu merawat kesehatan keluarga. Kalau lihat praktisi akupuntur, kok pembawaannya pada tenang ya, mungkin ada filosofi-filosofi kehidupan yang dipelajari juga saat belajar akupuntur ini. Sebenarnya Itu doang alasan saya pengen belajar akupuntur. Simpel! 

Tapi, sepertinya mempelajari akupuntur itu ga sesederhana alasannya ya? Kalau baca-baca bukunya, butuh guru dan latihan dengan jam terbang tinggi sebelum bisa melakukannya ke tubuh orang lain. Bahkan katanya sebelum belajar menusukan jarum ke tubuh orang lain, perlu belajar untuk menusuk diri sendiri dulu. Sampai saat ini, keinginan belajar akupuntur itu masih di dalam angan-angan saja, saya belum sempat mencari bagaimana dan dimana bisa belajar akupuntur. Jadi beneran baru jadi keinginan saja, buku-buku dan bahan bacaan pun masih level paling rendah, sekadar tau heheh. Tapi siapatau suatu hari nanti bakal dikabulkan keinginannya.

Jadi, itulah satu hal yang masih ingin saya pelajari (tentunya diantara banyak hal lain), Sesuai dengan tulisan saya sebelumnya, hidup itu belajar sampai- sampai kita butuh skill lifelong learning. Secuplik keinginan saya ini saya tuliskan untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Juli ini. semoga tulisan ini dapat meramaikan dan syukur-syukur bisa ada manfaatnya, Hehe!